Selasa, 17 Januari 2012

PROBLEMATIKA REMAJA MASA KINI


makalah masalah remaja

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar belakang
Masa remaja sering kali di hubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidak wajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidak selarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang di alami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.

Sejalan dengan perubahan –perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga dihadapkan pad tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagai mana diketahui, dalam setiap fase perkembangan , termasuk pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus di penuhi. Apabila individu mampu memenuhi tugas perkembangan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, dan kebahagiaan juga akan menentukan keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya. Bebrapa perubahan yang di alami remaja adalah perubahan fisik, psikis dan sosial.

  1. Rumusan masalah.
    1. Beberapa perubahan yang dialami remaja.
    2. Masalah-masalah yang di alami remaja
    3. Faktor-faktor kenakalan remaja

  1. Tujuan.
Denagn adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang problematika sosial dan pengaruh terhadap anak didik.





BAB II
PEMBAHASAN
  1. Perubahan yang di alami remaja.
    1. 1.      Perkembangan fisik remaja.
Masa remaja di awali dengan masa puberitas, yaitu masa terjadinya perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik terjadi pada masa puberitas ini merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastic, tidak beraturan dan terjadi pada system reproduksi. Hormon-hormon mulai di produksi dan mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari kakteristik seksual primer dan karakteristik seksual skunder. Karakteristik seksual primer mencakup perkembangan organ-organ reproduksi , sedangkan karakteristik seksual skunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin, misalnya , pada remaja putri ditandai dengan menarche (mentruasi pertama), tumbuhnya rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra mengalami pullitio(mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuhnya ramut-rambut pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, dikaki, kumis dan sebagainya.
Sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi badan mengikuti perkembangan kematangan seksual remaja. Anak remaja putrid mengalami pertumbuhan tubuh pada usia 8-8 tahun, dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun. Pada anak remaja putra mulai menunjukkkan perubahan tubuh pada usia sekitar 10-11 tahun, sedangkan perubahan suara pada usia 13 thun.
Pada masa puberitas , hormone-hormon mulai berfungsi selai menyebabkan perubahan fisik / tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Remaja mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks  dalam dirinya, misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Selama masa remaja, perubahan tubuh ini akan semakin mencapai keseimbangan yang sifatnya individual. Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja sudah mnecapai bentuk akhirnya dan system reproduksi sudah mencapaikematangan secara fisiologis, sebelum ahirnya nanti mengalami penurunan fungsi pada saat awal masa lanjut usia. Sebagai akibat proses kematangan system reproduksi ini, seseorang sudah bisa menjalankan fungsi prokreasinya, artinya sudah dapat mempunyai keturunan . meski pun demikian , hal ini tidak berarti bahwa remaja sudah mampu bereproduksi dengan aman secara fisik.

  1. 2.      Perkembangan fisik remaja
Ketika memasuki masa puberitas , setiap anak sudah mempunyai system kepribadian yang merupakan pembentukan dari perkambangan selama ini . diluar system kepribadian anak seperti perkembangan ilmu pengeetahuan dan informasi., pengaruh media masa, keluarga, sekolah, teman sebaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat di abaikan dalam pembentukan sisitem kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali berbagai faktor penunjang ini dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai.

  1. 3.      Perkembangan sosial remaja
Perubahan sosial seperti adanya kecenderungan anak –anak pra-remaja utnuk berprilaku sebagai mana yang ditunjukkan remaja membuat penganut aliran kontemporer memasukkan mereka dalam kategori remaja. Adanya peningkatan kecenderungan para remaja untuk melanjutkan sekolah atau mengikuti pelatihan kerja(magang) setamat SLTA, membuat individu yang berusia 19-22 tahun juga di masukkan dalam golongan remaja , dengan pertimbangan bahwa, pembentukan identitas diri remaja masih terus berlangsung sepanjang rentang usia tersebut.
Batasan remaja menurut usia kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun, ada juga yang membatasi usia remaja antara 11-22 tahun . lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja menjadi tiga kelompok,
Yaitu :
  1. Remaja awal: antara 11 hingga 13 tahun
  2. Remaja pewrtengahan : antara 14 hingga 16 thun
  3. Remaja akhir : antara 17 hingga 19 tahun.
Pada masa tersebut tugas –tugas yang harus di penuhi adlah sebgai berikut:
  1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesame jenis maupun lawan jenis.
  2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminism.
  3. Menerima keadaan fisik dan dapat menggunakan secara efektif.
  4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan prang dewasa lainnya.
  5.   Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi.
  6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja.
  7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga.
  8. Mengembangkan kemampuandan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya kompetensi sebagai warga Negara.
  9. Menginginan dan mencapai prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan secara sosial.
  10. Memperoleh rangkaina system nilai dan etika sebgai pedoman perilaku.
Tugas-tugas  perkembangan pad amsa remaja yang disetai oleh berkembangnya kapsitas intelektual, stress dan harapan-harapan baru yang di alami remaja membuat mereka mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran , perasaan maupun gangguan prilaku. Stress, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka mengambil resiko dengan melukukan kenakalan (Fuhrman, 1990)
  1. B.     Masalah-masalah remaja.
Tidak semua remaja dapat memnuhi tugas-tugas tersebut dengan baik , menurut Hurlock (1073) ada beberapa maslah yang di alami remaja dalam memenuhi tugas tersebut:
  1. Masalah pribadi, yaitu maslah maslah yang berhubungan dengan situasi dan kondusi dirumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas, dan lain-lain
  2.  Maslah khas remaja, yaitu maslah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada remaja, seperti maslah pencapaian kemandirian keslah pahamanatau penilaian berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak besar dan lebih sedikit kewajibanyang di bebankan oleh orang tua.
Elkind dan postman ( dalam furham, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir abad duapuluh, yaitu berkembanga kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stress yang dating dari perubahan social yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan obat-obatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatic dan kesedihan yang kronis.
Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan emosional.
Bellak (dalam Fuhrmann, 1990) secara khusus membahas pengaruh tekanan media terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini dihadapkan pada lingkungan dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri oleh informasi yang terlalu banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti. Semuanya terus bertumpuk hingga mencapai apa yang disebut information overload. Akibatnya timbul perasaan terasing, keputusasaan, absurditas, problem identitas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan benturan budaya.
Uraian diatas memberikan gambaran betapa majemuknya masalah yang dialami remaja masa kini. Tekanan-tekanan sebagai akibat perkembanganfifiologis pada masa remaja, ditambah dengan tekanan akibat perubahan kondisi social budaya serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau gangguan perilaku. Beberapa bentuk gangguan perilaku ini dapat digolongkan dalam delinkuensi.
Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk mencapai kemasakan dalam berbagai aspek sampai tercapainya tingkat kedewasaan. Proses ini adalah sebuah proses yang memperlihatkan hubungan erat antara perkembangan aspek fisik dengan psikis pada remaja.
  1. Factor-faktor yang kondusif bagi terjadinya kenakalan remaja terbagi menjadi kutub-kutub seperti berikut antara lain :
    1. 1.      Kutub Kleuarga ( Rumah Tangga )
Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan bahwa anak/ remaja yang dibesarkan dalam lingkungan social keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kpribadian menjadi berkepribadian antisocial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis (sakinah).
Criteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli, antara lain :
  1. Keluarga tidak utuh (broken home by death, separation, divorce)
  2. Kesibukan orangtua, ketidakberadaan dan ketidakbersamaan orang tua dan anak di rumah
  3. Hubungan interpersonal antara anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk)
  4. Substitusi ungkapan kasih saying orang tua kepada anak, dalam bentuk materi dar pada kejiwaan (psikologis).

Selain dari pada kondisi keluarga tersebut di atas, berikut adalah rincian kondisi keluarga yang merupakan sumber stress pada anak dan remaja, yaitu :
  1. Hubungan buruk atau dingin antara ayah dan ibu
  2. Terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga
  3. Cara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orang tua tau oleh kakek/nenek
  4. Sikap orang tua yang dingin dan acuh tak acuh terhadap anak
  5. Sikap orang tua yang kasar dank eras kepada anak
  6. Campur tangan perhatian yang berlebih dari orang tua terhadap anak
  7. Orang tua yang jarang di rumah atau terdapatnya istri lain
  8. Sikap atau control yang tidak konsisten, control yang tidak cukup
  9. Kurang stimuli kognitif atau social
  10. Lain-lain, menjadi anak angkat, dirawat di rumah sakit, kehilangan orang tua, dan lain sebagainya.
Sebagaimana telah disebutkan di muka, maka anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga sebagaimana di uraikan di atas, maka resiko untuk berkepribadian anti social dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga yang sehat/harmonis (sakinah)

  1. 2.      Kutub sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat mengganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada giliranya dapat memberikan “peluang” pada anak didik untuk berperilaku menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak baik tersebut, antara lain :
  1. Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai
  2. Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai
  3. Kualitas dan kuantitas tenaga non guru yang tidak memadai
  4. Kesejahteraan guru yang tidak memadai
  5. Kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang kurang
  6. Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya
  7. 3.      Kutub masyarakat ( Kondisi Lingkungan Sosial )
Faktor kondisi lingkungan social yang tidak sehat atau “rawn”, dapat merupakan faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor kutub masyarakat ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat dan kedua, factor daerah rawan ( gangguan kamtibnas ). Criteria dari kedua faktor tersebut, antara lain :
  1. Faktor kerawanan masyarakat ( Lingkungan )
1)         Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malam bahkan sampai dini hari
2)         Peredaran alcohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainya
3)         Pengangguran
4)         Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
5)         Wanita tuna susila (wts)
6)         Beredarnya bacaan, tontonan, TV, majalah, dan lain-lain yang sifatnya pornografis dan kekerasan
7)         Perumahan kumuh dan padat
8)         Pencemaran lingkungan
9)         Tindak kekerasan dan kriminalitas
10)     Kesenjangan social

  1. Daerah Rawan ( Gangguan Kantibnas )
1)         Penyalahgunaan alcohol, narkotika dan zat aditif lainya
2)         Perkelahian perorangan atau berkelompok/masal
3)         Kebut-kebutan
4)         Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasasan, perampokan
5)         Perkosaan
6)         Pembunuhan
7)         Tindak kekerasan lainya
8)         Pengrusakan
9)         Coret-coret dan lain sebagainya














BAB III
PENUTUP
  1. KESIMPULAN
Problematika yang terjadi pada anak remaja bersumber dari banyak factor bias dari keluarga, sekolah, dan masyarakat

  1. SARAN
Agar tidak terjadi penyimpangan kenakalan remaja perlu adanya partisipasi dari beberapa pihak seperti keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar.